Sabtu, 28 April 2018

Forbidden Love (Fanfiction)


Cast: Shida Mirai, Mizobata Junpei

Support cast: Ryunosuke Kamiki

Cover: Morino and Lee Din Kyu

Lenght: Ficlet

Rating: PG-15

Genre: Family & Romance

Language: Indonesia

Author: Morino

Disclamer: Buat para pembaca, cerita fanficnya punya saya dan castnya punya tuhan. Jadi, intinya saya menyewa mereka untuk fanfic saya ini. Bila ada kesamaan tokoh dan judul dalam cerita itu sudah biasa :).

A/N: Cerita ini merupakan fanfict pertama yang saya buat dan juga pertama kali saya publikasikan diblog. Pesan saya untuk para pembaca, jangan hanya diam dan baca saja berilah kritik dan saran karena bagi author abal-abal seperti saya ini, sangat membutuhkannya untuk meningkatkan kualitas fanfic yang saya buat. *Do not be a copycat* <— remember this. #enjoyinajah ^^ (Berhubung ini fanfic lama dan pernah saya upload di akun tumbrl jadi yak mau gamau saya transmigrasiin ke blogspot.. gapapa yakk.. *iya gapapah)


Malam ini adalah malam yang membuatku merasakan hidup bebas, senang, dan terlihat ceria. Tidak seperti malam-malam kemarin, aku terlihat murung, kesal dan bosan karena harus mengikuti omongan kakakku yang selalu memerintahkanku setiap hari. Tapi dimalam hari ini aku pergi ke taman bersama pacarku Ryunosuke Kamiki. Dia membuat malam hari ini menjadi malam yang spesial dengan romantisnya dan humornya. Walaupun aku sayang sekali padanya, tetapi kakakku tidak merestui hubunganku dengan Kamiki, entah tidak tahu kenapa alasannya. Hari pun sudah malam, tetapi aku masih berada di taman bersama Kamiki.

“Mirai-chan.. sebaiknya sekarang aku antar kau pulang ya.. nanti kakakmu mencari dirimu.” kata Kamiki sambil memegang kedua tangan lembut pacarnya.

“Tapi, aku masih ingin bersamamu Miki-kunn.”

“umm, hari ini sudah malam, besok kita kesini lagi ya Mirai-chan.. Tidak baik perempuan malam-malam begini masih berada di luar.”

“Miki-kunn..” kataku sambil menatap kedua mata Kamiki dan mengeluarkan ekspresi wajah sedihku, karena aku tidak mau pulang kerumah dan tidak ingin bertemu kakakku.

Tiba-tiba terdengar suara seorang laki-laki berteriak dengan keras dan berlari menghampiri kami. Ternyata dia kakakku Mizobata Junpei.

“hey bajingan!! jangan sentuh adikku!!” lalu ia melepaskan tanganku dan tangan Kamiki yang sedang berpegangan tangan.

“jangan kau temui adikku lagi!! sekali lagi aku melihat kau jalan bersama adikku, kau akan merasakan akibatnya!!” ancamnya dengan suara yang keras sampai orang-orang yang lewat di sekitar taman itu menjadi terhenti karena mendengarnya.

Setelah itu kakakku menarik tanganku dengan sangat kuat dan berjalan pulang ke rumah.

“nii-chann! lepaskan tanganku!!” teriakku kencang.

Kakakku tidak menghiraukan teriakanku, dia hanya tetap berjalan fokus menuju rumah.

“kau jahat!!” teriakku lagi.

“diam kau!! jangan mempermalukan dirimu didepan banyak orang!” balasnya.

“aku tidak peduli dengan itu!! lepaskan tanganku!”

Sesampainya di rumah, aku di bawa kakakku ke kamar. Setelah itu ia hendak pergi keluar dan mengunci pintu kamarku.

“nii-chann!! bukakan pintunya!! oni-chann!! aku mohon..” teriakku lagi sambil memukul pintu kamarku.
                                                            
-POV Mizobata Junpei Older Brother-

 "susah sekali menjaga anak itu, keras kepalanya semakin menjadi-jadi" jengkelnya. 

Lalu Junpei berjalan menuruni tangga dan pergi ke dapur membuatkan teh untuk dirinya, karena sudah haus dari tadi berteriak membentak Kamiki. Sesaat kemudian bibinya datang sambil menenteng dua kantung plastik ditangan kanan dan kirinya. sepertinya beliau sehabis pulang dari supermarket.

“kau memarahi adikmu lagi?” tanya bibi kepada Junpei, lalu duduk dibangku meja makan.

“iya..”

“memangnya ada masalah apalagi dengan adikmu, sampai kau marah besar?“ 

"dia bertemu lagi dengan Kamiki.. sebenarnya apa sih keistimewaannya dari laki - laki itu?? menang wajah saja tapi hatinya busuk!!” gerutu sang kakak.

“mungkin dia baik.. setia, sehingga dari keunggulan sifatnya itu adikmu bisa menyukai Kamiki”

“ahh tidak mungkin!! Orang-orang seperti itu pasti hanya mempermainkan hati adikku saja..”

“tetapi tidak semua orang melakukan perbuatan seperti itu junpei-kun.”

“Bibi.. aku tidak ingin adikku dikhianati seseorang.. aku takut adikku kena karma dari masalah pribadiku.”

“masalah pribadimu?? berarti kau sendiri dulu pernah mempermainkan hati perempuan?”

“iya, tta..tapi itu.." jawab Junpei terbata-bata.

“hee?? Apa maksudmu?"

Junpei hanya diam menutupi, wajahnya memerah dan matanya terfokus satu sudut sambil kedua tangan mengepal kuat disamping kanan dan kirinya.

"Junpei.. Jelaskan apa maksudmu Bibi tidak mengerti!”

“anoo.. Waktu itu aku dibully oleh teman sekelasku, dan aku dipaksa untuk menyatakan perasaan cinta kepada seorang perempuan yang aku tidak sukai. Perempuan itu memang cantik dan kaya. Sehingga temanku terus memerintahkanku untuk berpacaran dengannya supaya bisa memeras uang milik perempuan itu. Tapi aku merasa tidak tega, dan setelah lama aku berpacaran dengannya kuputuskan saja hubunganku dengan perempuan itu. Lalu aku tidak mau pergi kesekolah lagi. Sampai sekarang aku masih merasa bersalah atas kejadian yang dulu kuperbuat, aku benar-benar seorang pengkhianat bi!“ 

"ohh begitu alasannya kau dulu tidak mau pergi kesekolah, sampai mengurung dalam kamar hampir tiga bulan. Sekarang kau menyesali perbuatanmu sendiri dan semua orang kau anggap pengkhianat. Junpei-kun dengarkan baik-baik nasihatku, sekarang jangan kau sesali dirimu lagi, masalahmu yang dulu itu sebaiknya kau lupakan, karena hanya meyesatkan pikiranmu saja. Nahh.. Bibi mau bertanya sama kamu, coba kau pikirkan sekali lagi! apakah seorang Ryunosuke Kamiki memiliki jiwa pengkhianat?”

Junpei hanya menunduk, berdiri diam mematung dibelakang meja dapur dan tidak menjawab pertanyaan bibinya.

“menurut Bibi, Ryunosuke-kun itu seorang pemuda yang baik dan polos. Kau bentak dia dan kau marahi, dia tetap saja tidak membencimu, dan tidak mungkin dia menyakiti hati adikmu.” jelas bibi lagi.

“dari mana Bibi tau kalau Kamiki tidak membenciku?”

“Mirai sering curhat padaku, Ryunosuke-kuni itu anaknya baik sekali, dia selalu mengerti adikmu walau hatinya sedang sedih karena kau tidak merestui hubungannya. Dan ada lagi sifat yang paling disukai adikmu dari Ryunosuke-kun ialah orangnya humoris.”

“aku baru sadar sekarang, kalau selama ini aku sudah berprasangka buruk dengan Kamiki. Terima kasih bibi sudah menasihatiku, sekarang aku ingin meminta maaf sama adikku.”

Bibi hanya tersenyum melihat Junpei mengakui kesalahpahamannya. Setelah itu Junpei berjalan menaiki tangga kembali dan membuka pintu kamar Mirai. Tiba-tiba ia kaget melihat adiknya sudah tergeletak didepan pintu kamarnya. Rambutnya yang acak - acakan dan matanya yang terlihat sembab, sepertinya dia sudah kelelahan berteriak dan menangis.

“Mirai adikku!!” teriak Junpei dan langsung memeluk adiknya yang malang itu.

“nii-chan?”

“Mirai maafkan aku.. selama ini aku sudah melarangmu untuk berpacaran dengan Kamiki dan aku sudah berprasangka buruk dengannya”

“nii-chann.. jadi apakah engkau mau merestui hubunganku dengannya?”

“ahh.. haikk! mirai-chan~”

“arigatou gozaimasu oni-chan!!”

“sekarang kau jangan menangis lagi yah.. Wajahmu terlihat jelek kalau sedang menangis. Bisa-bisa nanti Kamiki berpaling darimu” ejek Junpei sang kakak sambil mengusap air mata adiknya yang sudah membanjiri semua wajahnya.

“nii-chan!” ucap Mirai sambil tersenyum kecil.

“nahh, sekarang kau tidur yah.. Ini sudah tengah malam.” lalu Junpei menggendong adiknya ke tempat tidur kemudian menarik selimut dan mencium kening Mirai.

"Oyasumi Mirai-chan!”

“Oyasumi Ni-chan!”
                      
-Back POV Author-

Keesokan harinya aku mengajak kakakku ke sebuah tempat dimana Kamiki bekerja part-time.

“kita mau kemana Mirai-chan?” tanya Junpei bingung.

“tenang saja, nanti kakak akan tau” jawabku dengan bersemangat.

Sesampainya disana kebetulan sekali aku menemui Kamiki, sepertinya ia baru saja masuk kerja part-time. 

“miki-kunn~” teriakku lalu menarik tangan kakakku dan menghampirinya.

“Konnichiwa~” sapaku.

“konnichiwa~” balas Kamiki.

Saat aku melihat kembali kakakku yang tepat dibelakangku, dia hanya diam dan menunduk.

“nii-chan?” bisikku sambil menyenggol tubuhnya dengan pelan.

“a..a..ano maaf sudah membuatmu kesal karena ulahku selama ini, Ryunosuke-kun gomenasai!!” teriak kakakku sambil membukukkan badannya didepan kamiki.

“a..a..aku sudah maafkan Junpei-san sedari dulu” jawab Kamiki dengan kaget.

“arigatou! kau sungguh mempunyai hati yang baik Ryunosuke-kun.“ 

Junpei langsung memeluk Kamiki sambil tersenyum bahagia.

"nahh, sekarang aku restui hubungan kalian berdua, tapi ingat Ryunosuke-kun sebagai pacar kau harus bisa jaga Mirai dan jangan buat hati adikku terluka” pesan Junpei sang kakak.

“baik Junpei-san, aku tidak akan mengecewakanmu dan terima kasih sudah mempercayaiku.” ucap Kamiki kepada Junpei dengan yakin.

END

(June 22, 2012)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar