Sabtu, 28 April 2018

4 Weird Guys (Fanfiction)


Cast: Kanata Hongo, Chiba Yudai, Okada Masaki, Yamamoto Yusuke

Length: Ficlet

Rating : G

Genre: Friendship, Comedy, and Absurd Story

Language: Indonesia

Author: Morino

Disclamer: Tak lupa sebagai author hanya menyewa para cast untuk cerita fanfic yang saya buat. Don’t be a plagiator!

A/N: Awalnya author buat cerita fanfic ini karena khayalin idola tiap malem sampe khayalannya berjalan entah tau gimana perjalanannya akhirnya mendapatkan ide gaje buat cerita fanfic *curhatan babu -_-“. Sebenernya ini fanfic uda pernah diupload di akun tumbrl author, tetapi nyatanya sekarang situs tumbrl udah gak bisa dibuka lagi oleh masyarakat Indonesia karena semua provider Indonesia sudah mengeblok akses situs tumbrl tersebut. Jadi yak daripada gapernah dibaca lagi, mending author transmigrasiin fanfic ini ke blogspot aja yak.. Dan author berterima kasih sekali udah sempetin waktunya buat baca epep gaje ini. jangan sampe gumoh ya bacanya, dinikmatin aja.^^


Di dunia jagat raya, terlebih di negeri kota antah berantah ini. Ada 4 orang lelaki hidup secara mengenaskan, tetapi mereka berempat sangat bersahabat sekali sejak mereka masih bau kencur. Persahabatannya yang sangat lama itu, membuat persahabatan mereka semakin solid. walaupun mereka berempat  mempunyai sifat dan kelakuannya yang serba aneh dari masing -  masing mereka, persahabatannya takkan terkacaukan. Karena mereka sudah memakluminnya dan sepakat untuk saling melengkapi dengan ketidaksempurnaannya itu. Kenalkanlah dia yang pertama Yamamoto yusuke, atau sebut saja namanya Yamamoto. Dia adalah orang yang mempunyai sifat dan kelakuannya tidak waras dari akal sehatnya dan paling akut diantara sahabat - sahabatnya. Dia juga orang yang paling terjahil. Selanjutnya, Chiba Yudai. Atau Panggil saja dia Chiba. Dia ini orangnya benar – benar aneh tetapi tidak melebihi kelakuannya Yamamoto. Anehnya suka membawa barang – barang tidak jelas, seperti gayung punya keluarganya, pinset punya ibunya yang suka dipakai mencabut uban, dibawa oleh dia. Entah tidak tau kenapa alasannya dia suka membawa barang itu. gaya dia berbicara juga sangat aneh, bicaranya sering di belepotin seperti orang Eropa, namun kedengarannya gagal. Tidak tau kenapa alasannya mungkin sudah menjadi kebiasaan dia untuk dilakuinnya. Ketiga adalah Okada Masaki, atau sebut saja nama bekennya Masaki. Orang yang satu ini mempunyai wajah tampang melakolins, polos dan kadang suka merubah dengan sendirinya menjadi wajah tablo (tampang bloon). Bersyukur kelakuaannya yang masih normal ini, tetapi berpikirnya sangat lambat dan kadang tulalit. Terakhir adalah, Kanata Hongo. Nama yang sudah tidak asing di telinga sahabat – sahabatnya, membuat sahabatnya memanggil orang ini dengan sebutan Kanata.  Kelakuannya juga sama seperti Masaki masih normal. Cuman orang ini kadang suka ngeyel, dan membuat orang disekitar dia merasa geregetan, terutama dengan sahabatnya. Ditanya soal siapa yang sering eksis kalau di foto dan paling nampang kanata lah orangnya diantara sahabat – sahabatnya itu.
Saat menjelang liburan musim panas, mereka berempat merencanakan untuk liburan di suatu tempat untuk menghilangkan rasa stres, dan iseng – iseng cari pencerahan untuk mereka. Sepakat semua lah mereka pergi ke arena wahana tempat bermain. sebelum mereka pergi, mereka juga merencanakan untuk mengumpul dulu di rumah pohon yang mereka buat dengan jerih payah dan keringat mereka sendiri. Mereka juga sudah menganggap rumah pohon itu seperti rumah asli mereka.
Esoknya pagi – pagi, kanata sudah terlebih dahulu berada di rumah pohon, seperti biasa dia paling pertama datang. Sambil menunggu teman – temannya datang, Kanata mengeluarkan ponselnya dan mengecek mail. Dilihatnya tidak ada mail yang baru masuk. Dengan pasang muka jenuh, Kanata langsung berpikiran untuk membuka aplikasi kamera dan berfoto – foto.

“ceklik.. ceklik.. ceklik..” suara kamera ponsel Kanata, pertanda dia sedang pasang pose – pose narsis.

“*ceklik, aduh.. gaya apalagi ya gue??” pikirnya.

“oiya.. begini aje.. *ceklik” pasang pose lagi sambil tiduran, dan memiringkan badannya layaknya seperti orang – orang di pantai.

Tidak lama kemudian datanglah seorang dengan keadaan yang sangat gembira.

“Tadaimaaa~” teriaknya dengan semangat.

“okaeri Masaki~” balas Kanata sambil pose.

“ehhhhr, lagi ngapain lu kanata?” tanya Masaki sambil pasang wajah pongo.

“lu gak liat gue lagi narsis gini apa, tandanya lagi ngapain?”

“gue liat kok, tapi gue tetep kagak ngerti” jawab Masaki sambil garuk – garuk kepalanya.

“ini namanya gue lagi poto – poto”

“ooo~, gue ngerti sekarang. Hehehe”

“dari tadi kek lu ngomong gitu, mau ikutan kagak?”

“ngga ahh, ngapain gue poto – poto. Muka gue mahal nih, entar lu iri lagi ngeliat gue pasang muka cool”

“sombong lu Masaki. Cool’an juga muka gue ditambah gaya – gaya gue yang kece. Sini kita poto – poto, biar gue masukin potonya ke twitter”

“apaan tuh twitter? Baru denger gue” bingung Masaki.

“jejaring sosial di internet. Tempat orang – orang curhat, pamer, sama eksis disitu”

“ooo~, itu mah bukan twitter tapi facebook”

“yee~ sok tempe lu, twitter tuh ada simbolnya ya dari pada facebook”

“emang simbolnya apa?”

“anak burung sama telor”

“ooo, emang lu punya twitter?”

“banyak nanya lu. Punya lah, ngapain juga gue masukin poto ke twitter kalo gue gak punya akunnya”

“yaudah kita poto – poto, sekalian gue juga pengen tenar” lalu Masaki mendekati Kanata.

“nahh.. denger aba – aba dari gue ya. ichi..ni..san.. cisss~”

Saat Kanata dan Masaki sedang berfoto – foto ria. Datanglah Yamamoto dan Chiba dengan gaduh.

“huwahahaha~ Tadaimaa~” serentak Yamamoto dan Chiba teriak secara bersamaan.

“okaeri~” teriak Kanata dan Masaki bersamaan juga.

“ngapain lu berdua poto – poto kek orang alay” ejek Yamamoto.

“ya ampun Yamamoto, gue kan sama Kanata kepengen tenar” jawab Masaki.

“fotoh – fotoh gak ngajak ay juga lagi. Sungguh terlalu yuu pada” sebal Chiba.

“lu aja baru dateng, gimana gue mau ngajak lu Chiba. Koplak amat nih orang satu” balas Kanata sambil emosi.

“hehe~ sorry ya, ay tadi di rumah ferri busi (sibuk banget)” jawab Chiba dengan logat inggrisnya yang amburadul.

“ngapain lu pengen tenar, emang lu berdua pengen jadi artis?” tanya Yamamoto mengejek.

“suka – suka kita lah bro, kita gausah jadi artis deh. Kita cukup hanya dikenal sama orang – orang di dunia maya aja” jelas Kanata dan disusul dengan anggukannya Masaki.

“ngemeng – ngemeng, lu bawa apaan aja Chiba? Tas lu gede amat kayak orang mau kemah” tanya Masaki penasaran terhadap Chiba.

“ini ay bawa spiker, baskom, ulekan, ember kecil, sama botol. En dhen makanan cemilan buat kita di sana” jawab chiba panjang lebar menyebutkan barang bawaannya.

“gila lu Chiba, ngapain lu bawa barang begituan. Mau jualan lu disana” balas Kanata dengan kaget.

“ngga jualan, terserah ay dong brader. Mau bawa apaan kek, yang penting ay heppi” jawab Chiba terang – terangan.

“berisik lu pada, jadi kagak neh kita liburannya?” tanya Yamamoto dengan emosi, karena pusing mendengar ocehan sahabat – sahabatnya.

“jadi dong Yamamoto, masa kita gak jadi percuma banget. Oh iya kita mau naik apaan nih buat kesana?” Tanya Masaki.

“naik mobil truk mainan punya adek gue” jawab Yamamoto.

“tenang brader~ ay bawa kar (mobil) kok” balas Chiba.

“oke – oke~” seru Kanata setuju.

“yaudah gaada yang ketinggalan kan. tanpa penghormatan basa basi kita bubar. Maju jalan~” perintah Yamamoto sepeti komandan upacara bendera.

“yosh!!!” serentak Kanata, Masaki, dan Chiba.

Berangkat lah mereka berempat menggunakan mobil milik Chiba. Perjalanan mereka lalui yang sangat mengasyikan itu dari jalanannya lurus, berkelok – kelok, sampai tanjakan dan turunan. mereka lewati itu semua dengan tulus dan sabar juga tidak mengebut – ngebut. Setengah jam lamanya mereka di perjalanan, akhirnya tiba juga di tempat yang mereka rencanakan sebelumnya. Tidak lupa juga Chiba mengendarai mobilnya itu ke tempat parkir mobil. Setelah sampai di parkiran mobil dan sudah menemukan lapak kosong yang pas untuk parkir mobilnya, Mereka berempat akhirnya keluar dari mobil dan sudah tidak sabar lagi memasuki arena tempat wahana bermain itu.

“horeeee~ akhirnya kita semua sampai juga~” teriak yamamoto gembira saat keluar dari mobil Chiba.

“yeaa, ini pengalaman kita pertama kesini bareng – bareng. Biasanya ay sama maiy peren yang alwais (orang tua gue yang selalu) dateng kesini pas ay masih kecil” flashback Chiba dengan keluarganya.

“terus I must say WOW dulu gitu??” ejek Kanata.

“apaan tuh artinya kanata?” tanya Masaki kepada Kanata sambil pasang wajah tablo.

“artinya, gue harus bilang wow”

“no.. no..no.. ay gak butuh yuu bilang gitu” jawab Chiba jengkel.

“eee.. sahabat gue yang ganteng, imut, manis, dan kece. Gue duluan ya, mau masuk daaa~” pamit Yamamoto pergi kepada sahabat – sahabatnya dan berlari seperti anak kecil bahagia dan kegirangan menuju pintu masuknya arena wahana tempat bermain.

“tunggu woyy~” teriak Kanata kepada Yamamoto.

“waahh~ parah Yamamoto. Kejar dia~” teriak Masaki dan mengajak Kanata dan Chiba untuk mengejarnya.

Sampai di tempat pintu masuk arena wahana tempat bermain, Masaki, Kanata, dan Chiba menemukan sosok sahabatnya Yamamoto yang sedang melihat ke atas, dia sepertinya memandangi roller coaster yang sedang aktif berjalan. Lalu bergegas lah mereka bertiga berlari mendekati Yamamoto.

“kena kauu~ dzigggg” seru Masaki dan memukul Yamamoto.

“apaan sih lu Masaki, main mukul gue aja. Nanti ketampanan gue ilang, lu mau gue salahin!” marah Yamamoto kepada Masaki, sambil mengusap – usap pipinya.

“sorry broo~ hehe lagian gue mukul lu gak beneran”

“akhirnya gue nemuin lu Yamamoto” senang Kanata sambil menyentuh Bahu Yamamoto dengan napasnya yang terengah - engah.

“haduhh, yuu bikin kita syokk aje sih Yamamoto” spontan Chiba.

“gomenn, abis lu pada debat mulu si. Udah tau gue gak sabar mau liat beginian” ulas Yamamoto.

“yaudeh awas yu kalo kabur lagi, ay pites yuu” jengkel Chiba kepada yamamoto.

“hehehe, nanti lu pada mau nyobain wahana apaan?” tanya Yamamoto kepada ketiga sahabatnya.

“Kalo ay mau naik itu tuh” jawab Chiba sambil menunjuk kereta gantung diatas yang disebelah kanan sana.

“ahh payah lu Chiba, mending kita masuk rumah hantu aja” usul Yamamoto.

“idihh kagak!! gue gak setuju!! Gue takut si Masaki nanti nangis kelojotan” tolak Kanata dengan usulannya Yamamoto.

“udah biarin aje dia mah. Kita bertiga masuk dan dia tunggu diluar” usul Yamamoto lagi.

“yuu Yamamoto gak setia kawan bangett..ngett sama sahabat yuu sendiri” sedih Chiba.

“bener banget tuh kata Chiba. Mending kita naik roller coaster aje, kan lebih menantang tuh wahananye” usul Kanata.

“yaudah gue setuju dengan usul – usul kalian. Kita naik kereta gantung, masuk rumah hantu dan naik roller coaster. Gue gapapa kok masuk rumah hantu, itu juga gue pas masih kecil masuk rumah hantunya jadinya gitu. lu semua harus percaya sama gue, gue gak akan ngulangin sifat masa kecil gue lagi” spontan Masaki bijak.

“ocee~ Masaki setuju tuh” senang Chiba.

Setelah mereka memutuskan semuanya.Lalu mereka pergimencari loket tempat pembelian tiket.Wahana pertama yang mereka coba ialah kereta gantung. Sesudah mereka membelinya kemudian mereka mengantri untuk menaiki kereta gantung tersebut. saat giliran mereka mau menaikinya, tiba – tiba saja Yamamoto basa basi protes kepada petugas penjaga kereta gantung.

“sumimasen, Pak itu tali kereta gantungnya yang diatas gak bisa diturunin sedikit? Ketinggian pak" tanyanya.

“ini sudah standar mas dari sananya” jawab bapak petugas.

“O!” seru Yamamoto sambil menunjukkan jari tangan kanannya yang membentuk bulat di depan mata bapak petugas, lalu pergi naik sambil berlari.

*Di kereta gantung*

“parah lu Yamamoto, orang tua lu isengin” spontan Kanata yang sedikit menahan tawa karena melihat ulahnya Yamamoto tadi.

“yaelah, sekali – sekali ini lagian juga bapaknya tadi kagak marah. Ehh, kok ini kayak gempa ya?” tanya Yamamoto bingung. 

Suasana berubah menjadi hening.

“e..e..e iya, gue harus keluar dari sini gue gak mau mati duluan” panik Masaki

“yahhh, mana ay lupa lagi gak bawa parasut” panik Chiba juga sambil mengaduk - ngaduk isi dalam tasnya.

“terus,  gimana? mending gue tereak aja dah. lontong!! lontong!!” teriak Masaki sambil memukul kaca kereta gantung.

“hey para akang yang ganteng - ganteng!! jangan pada norak dah, ini bukan gempa tapi kereta gantungnya lagi aktif berjalan” jelas Kanata dengan pusing melihat tingkah laku sahabatnya yang aneh.

“ehh, iya kok ay jadi stupid begini? Gara – gara yu nih Yamamoto!” kesal Chiba.

“huahahaha, lagi lu mau aje gue kibulin” balas Yamamoto sambil tertawa.

“Yamamoto yuu evil!!” teriak Chiba lalu memukul Yamamoto layaknya seorang banci.

“apaan sih lu Chiba!! Don toch mii!!” Teriak Yamamoto juga dan menghindar dari Chiba.

“eh, pada diem nape! Nanti kereta gantung yang kita tumpangin sekarang bisa jatoh” saran Kanata.

“hayoloh Chiba, kematianmu sekarang ada ditangan kereta gantung ini” spontan Yamamoto dengan menakut – nakuti Chiba.

“sarap yuu, kematian seseorang itu hanya tuhan yang tau, bukan kereta gantung ini!“ jawab Chiba menasehati.

“terus mau lu apa? Apa lu mau?” tanya Yamamoto kepada Chiba.

“emang kereta gantung punya tangan ya? Baru tau gue” gumam Kanata bingung.

“oyy, jangan pada ribut. Kita mau mendarat nih” teriak Masaki.

“yoshh!” seru Yamamoto.

Sesaat kemudiankereta gantung yang mereka tumpangi sampai di tempat tujuan. Mereka berempat kelihatan senang dan cepat bergegas keluar. Setelah itu, mereka pergi ke wahana rumah hantu. sesampainya mereka di kejutkan oleh pengunjung yang mengantri sangat panjang.

“yahh, gimana ini Yamamoto? Yang ngantri banyak banget, kayak antrian sembako” tanya Masaki kepada Yamamoto.

“gimana kalo kite naik roller coaster dulu?” usul Kanata.

“iyaudah kita naik itu dulu” jawab Yamamoto setuju.

Lalu mereka berempat  pergi  lagi ke wahana roller coaster.  Setelah mereka menemukannya, mereka cepat – cepat pergi ke loketnya dan membeli tiket tersebut supaya tidak mengantri. Sesudah membelinya mereka berjalan dan menaiki roller coaster. Saat mereka  ingin menaikinya, tiba – tiba seorang bapak petugas penjaga roller coaster menyarankan dengan ramah.

“jangan lupa pakai sabuk pengamannya ya nak” sambil tersenyum.

“haii,  oiya pak! Itu kok lintasan roller coasternya dibuat  berkelok – kelok  begitu? Kenapa gak diratain aja sekalian pak?” tanya Yamamoto kepada bapak petugas.

“anak muda,  lintasan ini dibuat berkelok – kelok dan lika liku supaya terlihat oleh pengunjung itu ekstrim, dan lebih menantang wahananya. kalau lintasannya  di ratakan namanya bukan roller coaster” ucap si bapak petugas secara singkat, padat, dan jelas.

“empat kata buat bapak” balas Yamamoto.

“nani?” tanya bapak petugas penasaran.

“terus masalah buat gue!” jawab Yamamoto dengan wajah sangar lalu berlari kabur.

Setelah mengerjain bapak petugas, Yamamoto segera menaiki roller coaster tepatnya disamping chiba dan paling depan.
“yuu Yamamoto,  suami orang masih aje digangguin, kebangetan banget deh” bingung Chiba dan tidak habis pikir dengan ulah Yamamoto.

“bodo! Suka – suka gue!” jawab Yamamoto.

Lalu terdengar keributan dari belakang Yamamoto dan Chiba.

 “akhirnya terpasang juga,  AAAA!” teriak Masaki.

“lu sarap apa kehabisan obat sih?” tanya Yamamoto bingung.

“kan udah terpasang sabuk pengamannya dan gue tinggal tereak AAAA!” jawab Masaki sambil teriak.

“ehh geblek lu Masaki, roller coasternya belom jalan oneng!” spontan Kanata disamping kanannya Masaki.

“ohh belom jalan toh,  corri corri cupekeh cupekeh hehe” balas Masaki sambil menyanyi logat indianya yang hancur lebur.

Sesaat kemudian, setelah pengunjung berdatangan ingin mencoba roller coaster dan sudah menaik. Lalu bapak petugas kembali menyarankan lagi memasang sabuk pengaman kepada pengunjung. Sesudah itu aktiflah roller coaster tersebut dengan berjalan pelan. Perasaan yang dialami mereka berempat sudah tercampur aduk, detak jantung yang semakin kencang dan di sertai takut membuat wajah mereka menunjukkan seperti orang stres depresi berkelanjutan. Tidak tahu bagaimana nasib mereka selanjutnya, mereka hanya bisa pasrah kepada yang maha kuasa. Kemudian, roller coaster tersebut lama kelamaan berjalan dengan sangat kencang, mulailah mereka lalui lintasan yang berlika – liku sampai berkelok - kelok yang sangat ekstrim itu.

“AAAAAAAAAAAAA!!!!” teriakan mereka beserta pengunjung.

“emakk!! tolong Masaki!!!” teriak Masaki panik.

“selamatkan kami tuhan!! Saya belum bertemu dengan jodoh saya!!!” teriak Kanata dengan berdoa.

“aduhhh!!! Ay gak mau mati mendadak!!!” teriak Chiba.

“huaaaaaa!!! Berisik lu pada, ini seru tauuu!!!” teriak Yamamoto gembira.

5 menit berlalu, akhirnya mereka dan pengunjung semua yang menaiki roller coaster selamat dan sehat sentosa, lalu turun.

“akhirnya berhenti juga, sumpah ayy gak – gak kuat, ayy gak kuat naek roller coaster” senang Chiba sambil bernyanyi ala girlband 7icon.

“untung gue gak terbang tadi” gumam Kanata dengan berbicara sendiri.

“makanya minum susu appeton” saran Yamamoto promosi.

“ehhrr beli dimana tuh? Kalo di pasar loak gue beli deh” tanya Kanata kepada Yamamoto.

“bukan di pasar loak Kanata, tapi disini nih!!” balas Yamamoto sambil menunjuk lubang hidungnya.

“ahh, lu ngelawak aja Yamamoto” jawab Kanata sambil tersenyum.

“lu yang ngelawak. beli susu di pasar loak, ada juga di supermaket lu beli. Gimana sih kang mas Kanata!!” jengkel Yamamoto.

“ohh ya, kepriben gue hehe” canda Kanata sambil tertawa.

“minna~ jadi gak ke rumah hantunya? nanti keburu antri lagi” tanya Masaki.

“jadi lah, nyok kite ke sono” jawab Yamamoto.

“Yoshh!!” serentak Kanata, Chiba, dan Masaki.

Pergilah mereka berempat kembali ke wahana rumah hantu. Keberuntungan datang kepada mereka bahwa loketnya tidak di antri oleh pengunjung lagi. Mereka sangat senang dan berlari menanti tiket masuk rumah hantu tersebut. Sesudah di belinya mereka berjalan ke pintu masuk rumah hantu. tiba – tiba seorang perempuan berteriak memanggil mereka, sepertinya perempuan itu adalah penjaga loket rumah hantu tadi. Lalu mereka berempat mendengar teriakkannya dan berbalik menengok arah suara yang memanggil mereka.

“siapa yang teriak tadi ya?” tanya Yamamoto kepada sahabatnya.

“itu kocak!” jawab Kanata kepada yamamoto sambil menunjuk perempuan di tempat loket tadi.

“yaudah kita ke sana dulu” perintah Chiba.

“mau ngajak ribut dia” marah Masaki dengan wajah sangar.

Setelah mereka berempat kembali ke tempat loket. seorang perempuan itu langsung mengasihi selembar kertas brosur, dan Kanata yang mengambil dan membacanya.

misi kotak harta karun rumah hantu” seru Kanata sambil membaca kertas brosur.

“waww, misinya apa Kanata?” tanya Masaki.

“temukanlah kotak harta karun di dalam rumah hantu tersebut. jika kalian berhasil mendapatkannya, bukalah kotak harta karunnya dan ambilah barang yang didalamnya. Lalu jika barang tersebut adalah boneka tengkorak, maka kalian akan mendapatkan 4 voucher mie ramen. Dan berhati – hati kepada hantu sadako, karena dia yang memegang kunci kotak harta karun tersebut” jelas Kanata membaca isi kertas brosur.

“lumayan tuh hadiahnya, kenyang kita nanti” senang Yamamoto.

“tapi hantunya ganas kagak?” Tanya Masaki.

“kagak, percaya sama gue” jawab Yamamoto.

“dari pada penasaran kita langsung capcus aje ke sana” saran Chiba.

“yoshh!!” serentak Yamamoto, Kanata, dan Masaki dengan bersemangat.

Karena sudah tidak sabar lagi, mereka cepat – cepat berjalan menuju pintu masuk rumah hantu. Di depannya terlihat seorang bapak petugas lagi sedang menjaga. Namun kali ini Yamamoto tidak mengganggunya. Mulailah mereka masuk rumah hantu. keadaan di dalamnya saat mereka berjalan, terdapat bingkai besar lukisan hantu tidak berkepala terpajang di sudut kanan ruangan. Masaki hanya menelan ludah sekejap saat melihatnya. Di dukung dengan backsong instrument piano menjadi suasana didalamnya semakin menegangkan. Langkah demi langkah mereka jalani sambil melihat – lihat kondisi ruang di dalam. Cahaya penerangan hanya terpasang lilin di setiap sudut – sudutnya. Sesaat kemudian mereka menemukan pintu dan rupanya tidak terkunci. Dengan penasaran Yamamoto yang akhirnya membuka pintu tersebut. Lalu mereka masuk ke dalam dan melanjuti perjalanan. Sampai pada akhirnya mereka menemukan sosok seorang perempuan yang tidak terlihat wajahnya karena tertutup dengan rambut dan memakai kostum baju panjang berwarna putih. Mereka berempat kaget dan panik, tetapi mereka berpikiran positif bertekad untuk menyelesaikan misi.

“siapa lu?” teriak Yamamoto kepada sosok perempuan yang berpenampilan menyeramkan.

“hi..hi..hi..~ kamu gak tau siapa aku?” jawabnya dengan suara pelan dan misterius.

“jangan – jangan dia hantu sadako Yamamoto” jelas Kanata ragu.

“oh, situ hantu sadako ya?” tanya Yamamoto lagi.

“iya, kok tau sih?” balas hantu sadako.

“mungkin karena kita di pertemukan untuk berjodoh” jawab Yamamoto dengan gombal.

“ah, masa sih? hehe” tanya hantu sadako dengan tersipu malu dan menyingkap rambutnya, sampai wajahnya terlihat.

“iye bener, wajah kamu udah cantik – cantik di make up rusak gitu jadi jelek tau” jawab Yamamoto lagi.

“eh, Yamamoto gue punya ide” bisik Kanata kepada Yamamoto.

“apaan?” Yamamoto penasaran.

“lu terus gombalin tuh hantu, nanti minta kunci kotak harta karunnya” usul Kanata.

“oh iya sip” setuju Yamamoto.

“kenapa? Mau minta kunci harta karun ya?” tanya hantu sadako.

“iya kok tau sih?” tanya Yamamoto.

“itu tadi bisik – bisiknya kedengeran” jawab hantu sadako dengan wajah bosan.

“kupingnya tajem amat ya” gumam Kanata.

“suara lu kenceng si Kanata, lu ngebisik sama ngomong gak beda jauh. emm, boleh tidak minta kuncinya” tanya Yamamoto.
“boleh, asalkan minta nomer ponselnya” balas hantu sadako.

“kalo soal nomer ponsel, gampang yaudah nih aku sebutin ya” jawab Yamamoto.

Sambil Yamamoto dan hantu sadako bertukar nomor ponsel, Chiba dan Masaki hanya tercengang melihatnya. Kanata hanya tertawa cekikikan melihat ulah sahabatnya Yamamoto dan tidak habis pikir kalau kejadiannya seperti ini. Selesai sudah Yamamoto dan hantu sadako bertukar nomor ponsel, akhirnya Yamamoto mendapatkan sebuah kunci harta karun.

“emang hantu sadako, belum punya pacar?” tanya Kanata.

“belum, emang kenapa? Mau daftar ya?” balas hantu sadako.

“oh gak makasih aja” jawab Kanata.

“yah, kirain mau daftar. Soalnya aku bosen gak punya temen, kerjaan aku Cuma nakut – nakutin orang doang. Mana aku Cuma sendirian di sini” curhat hantu sadako.

“emang gak ada hantu lagi di sini?” tanya Kanata.

“dulu ada banyak, sekarang udah pada resign semua” ulas hantu sadako.

“kasian amat itu orang” gumam Masaki.

“bay de way, harta karunnya ada dimana?” tanya Chiba.

“itu di pojok kiri belakang” jawab hantu sadako.

“biar gue yang buka ya” spontan Yamamoto bersemangat.

Tidak sampai satu menit, Yamamoto berhasil membawa boneka tengkorak. Kanata, Chiba, dan Masaki gembira. Lalu memutuskan untuk kembali keluar dan berjalan ke tempat loket rumah hantu.

“eh, bentar dulu. Dia kasian dong kalo kita tinggal” sedih Yamamoto.

“iya juga sih” jawab Chiba.

“daijoubu, kalian pergi saja” spontan hantu sadako.

“ya sudah, maaf sudah mengganggu dan terima kasih untuk kunci harta karunnya” senang Kanata.

“haii, doitashimashite! Mattane!” seru hantu sadako

“jya ne!” serentak mereka berempat sambil melambaikan tangan.

Selesai sudah misi mereka. Mereka berempat berlari ke tempat loket dan segera menukarkan boneka tengkorak dengan voucher mie ramen. Setelah sampai tempat loket, perempuan penjaga loket kaget dan tidak menyangka kalau mereka berhasil mendapatkannya.

“bagaimana bisa kalian mendapatkannya?” tanya perempuan si penjaga loket.

“ada deh mba rahasia” jawab Yamamoto senang.

“hebat, baru kali ini ada yang berhasil. Ya sudah ini vouchernya” senang perempuan penjaga loket sambil memberikan 4 selembar kertas voucher.

“sankyu mba” balas Kanata senang.

“doitashimashite!” jawab perempuan penjaga loket.

Sangat senang dan gembira mereka berjalan menuju restoran mie ramen dekat arena wahana bermain, sambil berlompat – lompat kegirangan seperti anak kecil. Di tengah perjalanan, Kanata mengusul untuk berfoto ria dulu sebagai kenang – kenangan pengalaman mereka.

END

(December 3, 2013)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar