The Last Illusion

Saat ini..

Pikiranku selalu bertanya

Mengapa mereka mengatakan itu

Apakah aku memang buruk?

Aku berpikir dan bercermin

Aku adalah manusia beruntung

Aku sama seperti mereka

Lantas, apa yang mereka pikirkan

Bukankah seseorang punya keunikan tersendiri

Bertahan dan terus bertahan.. Itulah yang selalu aku jalankan untuk hidup di dunia ini, sebelum waktu ajalku tiba. Meyakini apa yang paling terpenting untuk selanjutnya sudah menjadi pegangan hidupku. Tak lupa bersyukur di setiap hari dengan apa yang telah aku dapatkan serta berterimakasih kepada masalah-masalah yang datang di kehidupanku. 

Setiap kali aku memanggilmu, dirimu tak pernah mengerti akan maksud dariku. Terkadang ingatan ini membuatku ingin menangis kencang. Aku telah mencoba beberapa kali kesempatanku, tetapi engkau sudah membentengi batas untuk tidak berbicara lagi denganku. Perihal apa yang membuat sikapmu menjadi seperti ini kepadaku, apa aku pernah membuatmu kecewa?

Aku ingin engkau tau, waktu itu diriku pernah menjadi pengagum rahasiamu. Aku sudah lelah menyimpan rindu ini dan bingung bagaimana caranya aku bisa berbicara lagi denganmu. Rasanya juga percuma jika engkau tak mengetahuinya. Masih ingatkah kau dengan pesan rahasia dari akun sosial media yang tiba-tiba muncul di notifikasimu dan berisikan kata-kata kangen untukmu.

Sampai kapan perasaan diisi hatimu akan terluap? Sementara dirimu hanya bisa mengucurkan beberapa tetesan air mata di pipi, mengeraskan dua rahang gigimu yang saling beradu dan menampakkan bentuk dua bola mata yang memerah juga dua kantung mata yang membengkak.. Sadarkah dirimu selalu melampiaskannya kedalam tetesan air mata tanpa melontarkan kata demi kata sedikit pun untuk pembelaan?